13 September 2008

Ke Kveberg yang kedua

Kveberg, nama daerah di kawasan Gotheborg yang menjajakan pasar tumpah setiap weekend (Sabtu-Minggu). Buka jam 8-15 menjadi pilihan banyak mahasiswa Indonesia untuk mencari barang-barang murah nan mudah. Kalo dibilang, Kveberg is real market, ada tawar-menawar disana, ada banyak pilihan bukan seperti di Mall-mall atau di outlet-outlet yang memberi beberapa pilihan dengan harga yang sudah dipatok dan tentunya mahal.
Berangkat dari apartemen di lantai 11 daerah Frolunda Torg berdua dengan sahabat karib, lalu naik tram 7, berhenti di Brunsparken dekat Mall terbesar di Gothebor, Nordstan. Kami harus menunggu teman Indo juga yang sudah janjian mau kesana bareng, namanya Risma dan Mba Peni.
4 orang ini sama-sama tahun pertama di Swedia tepatnya baru 2 minggu, berbekal keinginan menghemat keuangan pergilah kami ke Kveberg,naik tram 7 arah Bregjon. Menunggu sebentar, tinggal melihat jadwal yang tertera di station, tibalah tram 7. Satu hal yang perlu dicontoh dari sistem transportasi Swedia adalah tepat waktu dan nyaman serta aman. Bagaimana dengan negeriku?
Sampailah kami ditempat yang bernama Kveberg, dari kejauhan nampak orang berlalu lalang keluar masuk pasar. Suguhan pertama saat masuk pasar Kveberg mengingatkan kami atas pasar Bringharjo di Jogja, bedanya lebih teratur dan tidak becek.
Hari yang cerah saatnya mencari kebutuhan sandang dan pangan. Sudah ada catatan masing-masing yang akan di beli, Risma berencana membeli sayur, sepatu, jaket, telur, dan buah. Mba Peni membeli sayur, buah, sepatu, dan telur, kami berdua (saya dan Arief) berencana membeli celana, sayur, buah, telur, baju.
Kamipun berpencar menjadi 2 regu, regu pertama Arief dan Mba Peni mencari kebutuhannya, saya menemani Risma mencari kebutuhannya. Setelah keliling dan mencari yang termurah akhirnya dapat juga. Telur dengan harga 30 Kr (1 Kr = Rp.1500) untuk 30 biji bila dibandingkan dengan toko yang lain jauh lebih murah 20 Kr,sepatu dengan harga 60 Kr, ditawar jadi 50 Kr, pasangan baju dan celana 50 Kr, dan buah lebih murah dari tempat yang lain.
Satu kelucuan terjadi lagi, saat saya membeli jaket sekond di pedagang dari Swedia. Saya nanya, "Berapa harga jaket ini?" tentunya dalam bahasa Inggris, dijawab "38 Kr". Akhirnya sense menawar keluar juga, padahal harganya murah banget, saya tawar, "20 Kr", pedagangnya diam. Malah menjawab "10 Kr!" dengan 2 tangan menjelaskan 10 jari.Saya bingung, ni kok ditawar 20 Kr, ngasinya 10 Kr. tanpa pikir panjang jaketnya pun berpindah tangan, dengan sedikit bingung dan antara percaya dan tidak. Apa saya yang salah ato dia yang salah ya... Yang penting saya dapat jaket dingin dengan harga cuma 10 Kr = Rp. 15.000 masih bagus untuk dipakai di dinginnya cuaca Swedia.

Tidak ada komentar: