08 September 2008

MENEBAR BIBIT KEBAIKAN

Seorang wartawan sedang mewancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia dibalik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian. Jagungnya selalu berbuah terbaik sepanjang tahun. Ketika diwawancarai petani itupun mengaku, ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus. Ia menyampaikan bahwa ia slalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya untuk tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya.
Lantas wartawan itupun bertanya "Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?”.
"Tak tahukah Anda?," jawab petani itu. "Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula".
Sang wartawan pun terdiam, dengan penuh perenungan.
Kisah hikmah diatas sesuai dengan sabda Rasulullah; "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain“. Bibit kebaikan sekecil apapun yang kita tanamkan kepada orang lain kelak akan menjadi pemberat timbangan di hari akhir kelak. Faman ya’mal mitsqala dzarratin khairan yarah wa man ya’mal mitsqala dzarratin syarran yarah. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Al Zalzalah:7-8)
Kisah hikmah diatas, menjadi refleksi bagi kita semua. Apakah bibit kebaikan yang kita berikan kepada orang lain adalah yang terbaik?. Jangan-jangan rusaknya lingkungan di sekitar kita akibat kita jarang menanam bibit kebaikan ke orang sekitar kita, seringkali kita memonopoli kebaikan untuk diri sendiri, hanya shalih individu bukan shalih sosial. Kita tidak memberikan bibit-bibit kebaikan terbaik bagi teman-teman, mad’u dakwah kita, keluarga, dan masyarakat. Padahal kita semua tahuTidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar Rahman:60)
Butuh usaha kolektif dari orang-orang baik untuk memberi bibit kebaikan sehingga kelak dakwah Islam kian subur dan menghasilkan buah terbaik, khairu ummah. Ingat, surga diciptakan luas, alangkah baiknya kita memberi ruang bagi saudara-saudara kita untuk mengisinya dengan senaniasa mengajak kepada kebaikan. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk beramal kebaikan di dunia untuk bekal diakhirat kelak. Wallahu a’lam bisshowab.

Tidak ada komentar: