12 Oktober 2008

HAPPINESS


Apa arti kebahagian menurut anda? Apakah harta yang banyak, istri/suami sesuai dengan keinginan, atau jabatan yang berpengaruh dengan bawahan yang loyal?

Menurut Richard Liyard, 7 hal terbesar yang menyebabkan kebahagiaan adalah hubungan kekeluargaan, situasi ekonomi, kerja, komunitas dan teman, kesehatan, kebebasan individual, dan harga diri. Menurut riset yang ada yang paling utama menyebabkan orang bahagia adalah cinta. Kata yang bagus dari Miller (penulis buku Living eNVIRONMENT) "Too many people are working too many hours too much stuff that gives litle true happiness".

Patut direnungi arti kebahagiaan sesungguhnya. Bagi kita yang beragama, sudah barang tentu ukuran kebahagiaan bukan sekedar individual semata dan ukuran dunia. Kebahagiaan sejati lahir dari adanya keinginan berbuat terbaik untuk diri, orang lain, dan agama. Secara fitrah Tuhan menciptakan manusia dengan kemudahan dan kesukaran, kekayaan dan kemiskinan, pintar dan bodoh, dan berbagai paradoks yang ada. Tapi sesungguhnya itu semua hanya untuk menguji siapa yang paling baik amalnya, paling banyak berkorban, paling sabar, dan paling ikhlas dalam menghadapi semua keadaan.

Mari kita merenung, sudah bahagiakah kita selama ini?

Big Chalenge for Sustainable Development


Jika melihat komposisi penduduk saat ini, dari 100 orang ada:
- 6o Asia, 12 Eropa, 9 Amerika Latin, 5 Amerika Utara, 1 Oceania, dan 13 Afrika
- 50 laki-laki dan 50 perempuan
- 20 kulit putih, 80 kulit selain putih
- 25 orang hidup standar
- 17 orang tidak bisa membaca
- 1 orang mati dalam setahun
- 2 manusia lahir di dunia
- 2 orang mendapat pendidikan di pergruan tinggi
- 4 orang punya komputer

Data diatas diambil tahun 2000, untuk tahun ini tentunya ada perubahan terutama dengan meningkatnya populasi manusia di bumi hingga 6 milyar lebih. Perkembangan megacity di dunia pun semakin marak, faktor ekonomi dan kemudahan berbagai fasilitas menjadi pendorong migrasi manusia ke kota.

Dari sisi ekonomi, perkembangan ekonomi saat ini masih dikuasai negara maju. Dengan populasi 1,2 milyar memegang income 85 % dari total dunia, dibanding dengan developing country yang total penduduknya sekitar 5,4 milyar manusia hanya memiliki income 15 % dari total income dunia. Dengan standar kemiskinan 2 USD/day menurut PBB, pastilah persentase penduduk miskin di negara berkembang besar.

Negara maju dengan populasi 18 % mengkonsumsi 88% dari resource yang ada, dari sisi lingkungan negara maju menyumbang 75% polusi dan limbah. Angka yang besar sekali ini terjadi karena standar hidup yang tinggi, kebutuhan yang kompleks, serta kesejahteraan yang ada membuat mudahnya mengkonsumsi tanpa melihat sisi lingkungan. Sebagai negara berkembang patut protes, harus ada biaya lingkungan atas polusi dan limbah yang dibuat negara maju.

Sustainable Development, pembangunan yang mempertemukan antara kebutuhan saat ini tanpa melupakan kebutuhan untuk generasi yang akan datang. Alam pasti ada keterbatasan menyediakan kebutuhan manusia. Tantangan kedepan bagaimana menjaga keberlanjutan hidup alam dengan berlaku adil. Pemenuhan ekonomi haruslah sejalan dengan keadilan sosial dan penjagaan terhadap alam.

"Manusia yang terbaik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya untuk sekitarnya (alam dan orang lain)"

11 Oktober 2008

Industrial Ecology


Energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan tapi dapat diubah kebentuk yang lain (Jadi ingat pelajaran SMA dulu tentang hukum energi/termodinamika 1:). Secara hukum alam, energi jika diubah pastilah mengalami degradasi/pengurangan karena setiap proses perubahan energi mengeluarkan energi juga.

Di alam ini, energi memiliki tingkat keterbatasan masing-masing. Keterbatasan yang membuat berbagai kalangan terus mencari sumber baru dan alternatif baru dalam pemenuhan energi untuk manusia. Hingga sekarang sumber energi menjadi isu penting dalam masyarakat, industri, bahkan negara karena ia mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

Peranan industri dalam menjaga pemenuhan kebutuhan manusia selaras dengan kelestarian lingkungan. Dalam industri, ada 3 jenis industri dilihat dari pemakaian energinya. Pertama, industri yang memanfaatkan energi sebanyak-banyaknya untuk kerja dan menghasilkan limbah yang tak terbatas. Kedua, energi yang menggunakan energi untuk kerja dan membatasi limbahnya. Dan yang ketiga, industri yang menggunakan energinya dan limbahnya dimanfaatkan kembali secara berkelanjutan.

Jenis industri yang ketiga inilah yang sering disebut Indutrial Ecology atau Ecoindustry. Industri yang berproses secara bersih, berkelanjutan, dan bersahabat dengan alam. 4 kunci ecoindustry, Pertama, closing the loops atau zero emission and zewo waste systems. Kedua, material substitution, mengubah material yang boros energi dan berpotensi menghasilkan limbah dengan material yang lebih bersih dan efisien. Ketiga, dematerialization and decarbonization yaitu menggunakan bahan yang hemat meteri, ketergantungan pada energi fosil, re-use material, dan mengganti product dengan pelayanan.

Isu lingkungan 5 tahun terakhir menjadi fokus selain isu energi. Banyak lembaga-lembaga non goverment dan juga akademisi mencara alat pengukur hubungan industri dengan alam. Saat ini, ada beberapa cara mengukur tingkat keberpihakan industri terhadap ecology. Diantaranya MFA (material flow accounting), LCA (Life Cycle Assesment), dan ecological footprint.

Alat-alat ukur ini bertujuan untuk mengukur arus material dan energi dalam industri selama satu periode dikaitkan dengan efek terhadap lingkungan sekitar. Karena dunia butuh kebijakan dari industri untuk tidak hanya melihat sisi ekonomi dalam menghasilkan produk, namun juga sisi lingkungan menjadi panduan agar alam ini tetap lestari. Ingat, alam bukan hanya untuk generasi saat ini tapi alam adalah warisan untuk generasi yang akan datang. Save the Earth!

Polusi Udara; Sebab dan Akibat


Global warming menjadi isu hangat di dunia saat ini selain isu persediaan energi. Bagi sebagian orang yang berfikir skeptis belum saatnya kita berfikir tentang lingkungan, ekonomi adalah faktor utama yang harus kita capai. Bahkan ada yang berfikir di sebagian kecil penduduk yang bertempat tinggal di daerah dingin, global warming menguntungkan karena membuat hangat hari-hari kami.

Mari sedikit memahami tentang polusi udara. Polusi udara adalah keberadaan zat-zat kimia dalam konsentrasi tinggi di troposfer (lapisan diatas permukaan bumi) yang membahayakan organisme, ekosistem, material, dan berpengaruh besar terhadap perubahan iklim. Sumber utama polusi udara berasal dari zat CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), SO2 (sulfur dioksida), NO (Nitrogen monoksida), N2O (nitrous oksida), VOC (Volatile organic compuonds, O3 (ozon) higly reactive, Radon-222.

Sedikit pengetahuan tentang efek dari masing-masing polutan diatas.
CO: berasal dari pembakaran tidak sempurna dari karbon biasanya dari kendaraan, pembakaran hutan, asap rokok, pembakaran langsung, dan pembakaran lainnya yang tidak sempurna. CO berbahaya, karena dapat bereaksi dengan hemeglobin di dalam sel darah merah.
CO2: dikenal dengan gas rumah kaca, berasal dari pembakaran minyak bumi dan pembakaran hutan. Zat ini sumber utama global warming.
SO2: Berasal dari pembakaran batubara yang mengandung sulfur, minyak bumi, dan sumber sulfur lainnya. Di udara SO2 akan bereaksi menghasilkan H2SO4 dan garam sulfat, senyawa ini menyebabkan gangguan pernapasan, ashma, merusak material (korosi), dan yang paling berbahaya hujan asam yang dapat merusak ekosistem secara keseluruhan.
NO: berasal dari pembakaran suhu tinggi, bereaksi dengan udara menghasilkan NO2, disebut redish brown gas, kemungkinan akan bereaksi dengan air menghasilkan HNO3 dan asam nitrat. Dampaknya seperti iritasi mata, hidung, gangguan pernapasan dan paru-paru, bronkhitis, mengurangi kekebalan tubuh, mengganggu daur hidup tumbuhan, dan terbentuknya kabut asap.
N2O: berasal dari pupuk, kotoran ternak, dan pembakaran bahan bakar fosil. Ini salah satu green house gas.
Particulats: Saat ini 62% sumbernya dari alam (debu, nuclei dari garam laut, gunung meletus), dan 32% ulah manusia (pembuakaan lahan, pembangunan infrastruktur, industri, pembakaran batubara, asap rokok, dan lainnya). Batas minimal kurang dari 10 ppm, jika lebih membahayakan paru-paru, asma dan bronkhitis, dan mengandung zat beracun.
O3: penyebab utamnay adalah kabut petrokimia. Menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata dan hidung, serta mengurangi kekebalan terhadap dingin dan pneumonia.
VOC: berasal dari methane, solven industri, dan benzene. Dampaknya diantaranya leukimia, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Radon-222: berasal dari tanah dan bebatuan. Menyebabkan kanker paru-paru.

Beberapa solusi untuk mengurang polusi udara:
1. Tingkatkan efisiensi energi dan kurangi penggunaan bahan bakar fosil.
2.Transfer teknologi, penggunaan energi terbarukan, dan pencegahan pencemaran udara melalui regulasi, dan budaya sehari-hari.
3. Mengurangi dan melarang merokok

Yang pasti butuh kolaborasi antara pemerintah dengan kebijakannya, industri dengan efisiensi, masyarakat/pribadi dengan mmemulai merubah budaya yang menghasilkan polusi. Ingat, polusi dapat mengurangi jatah hidup anda karena kesehatan anda tergantung pada lingkungan tempat anda tinggal.

10 Oktober 2008

Karakter Pemenang


Dunia adalah panggung sandiwara, manusia sebagai pemainnya kata seorang pujangga. Bagi kita umat Islam, dunia tempat berlomba untuk memenangkan janji Allah di kehidupan yang kekal kelak alam akhirat. Manusia memiliki banyak kekhasan masing-masing, dalam melihat suatu masalah ada tipe optimistis ada tipe peseimistis, ada pemenang ada pula pengecut, ada yang emosional dan ada pula yang dingin terhadap suatu masalah. Keribadian ini menjadi karakter bawaan dan individual.
Layaknya perlombaan, selalu ada yang menang dan kalah. Dalam hidup pun karakter pemenang dan pecundang terlihat pada seseorang. Karakter yang menjadi sikap individu yang merupakan kombinasi dari pemikiran, perkataan, dan perbuatan yang mempertegas siapa dirinya sebenarnya. Individu pemananf dan pecundang dapat dilihat dari cara menyikapi masalah.
Ketika pemenang melakukan kesalahan dia berkata “saya salah!”
Ketika pecundang melakukan kesalahan dia berkata, ”ini bukan salah saya!” dan berusaha mencari alasan.
Pemenang berkata, ”saya sudah baik, tapi saya bisa lebih baik lagi!”
Pecundang berkata, ”saya tidak sejelek orang lain!”
Pemenang selalu mencoba belajar dari setiap orang yang lebih baik dari dirinya
Pecundang selalu mencoba menjatuhkan orang lain dengan berbagai cara.
Pemenang berkata, ”pasti ada cara yang lebih baik mengerjakannya!”
Pecundang berkata, ”begitulah biasanya yang dikerjakan disini!”
Pemenang berkata, ”ini sulit tapi mungkin!”
Pecundang berkata, ”ini mungkin tapi sulit untuk dikerjakan!”
Pemenang selalu mempunyai rencana-rencana.
Pecundang selalu mencari alasan-alasan.
Pemenang mempunyai komitmen-komitmen.
Pecundang hanya berjanji-janji saja.
Pemenang selalu menjadi bagian dari jawaban
Pecundang selalu menjadi bagian dari masalah.
Pemenang tuntas memecahkan masalah
Pecundang selalu tanggung-tanggung dan tidak pernah memecahkan masalah.

Secara psikologi, karakter seseorang memiliki pengaruh tidak hanya untuk dirinya tetapi juga mempengaruhi lingkungan dimana orang itu berada. Karakter sebuah bangsa merefleksikan karakter masyarakat di dalamnya, dan semakin kecil lagi individu di dalamnya. Jika karakter individu-individu dalam sebuah bangsa baik, maka bangsa tersebut akan muncul sebagai bangsa yang besar dan memilki pengaruh positif bagi bangsa lain di dunia. Demikian juga sebaliknya.
Karakter bukan suatu pemberian, tapi adalah hasil kerja keras yang panjang. Proses menjadi pemenang tak akan diraih oleh individu pemalas, berpangku tangan, dan mudah putus asa. Pemenang akan senantiasa memperbaiki diri tiap waktu, tiap kesempatan. Selalu melihat masalah yang sulit sebagai tantangan bukan hambatan. Membangun karakter pemenang dari dalam diri masing-masing menjadi syarat mutlak jika ingin melihat Indonesia yanglebih baik. Aplikasi nilai-nilai positif seperti kedisiplinan, kejujuran, berani mengakui kesalahan, dan bertanggung jawab harus menjadi budaya yang mengakar dalam diri. Semua butuh latihan, karakter pemenang akan selalu berfikir perubahan menjadi lebih baik. Semoga!

Terinspirasi dari situs beasiswa www.ppsdms.org

Pelatihan Masak dengan Guru bertitel Ph.D


Ahad, 20 September 2008

Mahasiswa butuh nutrisi yang memadai untuk beraktivitas. Gizi yang seimbang serta sehat menurut kaidah kedokteran menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan. Dan satu lagi bagi anak kos, kecepatan dalam pembuatan menjadi faktor penting, karena karena ritme aktivitas yang padat butuh waktu yang cepat dalam membuat makanan tanpa melupakan asupan gizi.

Memasak bagi sebagian mahasiswa menjadi momok, ketika ditanya,” Bisa masak apa?” spontan menjawab, “Masak air, mie, nasi”. Kalau ditanya gimana dengan masak lauk? Ntar dulu itu urusan lain. Biasanya kalo masak lauk kata seorang teman sering keasinan, ada yang bilang kalo sering keasinan berarti tandanya dah pengen nikah, perlu diteliti…

Sudah 3 minggu kami berada di Swedia. Saat ramdhan adalah waktu-waktu sering berkumpul bersama teman-teman Indonesia. Seperti kebiasaan di Yogya, acara buka bareng gratisan adalah cara tersendiri mengurangi pengeluaran serta menambah gizi bagi anak kos. Jangan sampai mitos anak kos = generasi Indomie terjadi lagi disini, walau Indomie ada di Swedia dengan harga 4 Kr sekitar Rp. 6000, semoga Indomie bukan menjadi menu utama kami.

Solusi untuk mengatasi ketergantungan pada makanan cepat saji (termasuk Indomie) adalah masak sendiri. Masak bagi sebagian orang adalah ajang “trial and error” banyak “error”nya, kadang keasinan, kadang gosong, salah bumbu, mau buat nasi goreng jadinya nasi gosong, dll. Bahkan kami dapat cerita, sepasang dosen kami pernah ke Swedia dan masak sendiri.. Dengan prinsip neraca massa dan neraca energi makanan pun jadi, entah rasanya seperti apa yang penting bisa dimakan.

Nah, pengalaman belajar masak adalah pengalaman seru disaatku berada jauh dari Indonesia. Rindu masakan rumah bisa terobati dengan belajar masak dari sang ahli. Dengan titel Ph.D menjadi jaminan bahwa guru masak ini benar-benar pengalaman, pengalaman 5 tahun di Amerika kuliah sambil masak sendiri ditambah ada resep khusus dari eyang menjadi jaminan bagi kami ilmu yang ditransfer shahih dan punya keakuratan resep yang bagus. Diceritakan oleh beliau, dulu waktu di Amerika kalau ndak masak sendiri masih kurang sreg karena kehalalan belum terjamin, jadi solusinya adalah masak sendiri.

Hari itu, ada 4 orang mahasiswa belajar masak. Yang paling tua berinisial RBC dan SPW, dan 2 yang masih muda dan imut-imut berinisial AM dan yang paling imut berinisial H. 3 murid datang terlebih dahulu yaitu H, AM, dan SPW setelah bersusah payah menaiki tangga setinggi bukit dan salah turun bisa karena lupa pencet tombol berhenti. Tanpa membawa apapun kecuali niat yang tulus dan kesiapan menyantap makanan hasil pelatihan memberanikan diri datang karena sudah janji.

Sampai didepan apartemen guru masak, hal pertama dilakukan adalah menelepon untuk dibukakan pintu. Dengan senyuman khasnya, guru kami mempersilahkan 3 murid pelatihan masak untuk masuk, dengan busana daster membuat beda, seperti layaknya ibu-ibu, berbeda dengan penampilan yang biasa kami lihat.

Pelatihanpun dimulai, peserta dengan inisial RBC pun datang. “Maaf bu terlambat, karena ada main badminton”, “Wah cocok ni, biasanya setelah lelah olahraga makannya pasti banyak” guyonan guru masak kami membuat suasana mulai cair.

Pembagian tugas pun dilaksanakan, walau hanya 2 orang yang mempraktekkan, sisanya sebagai mandor dan komentator, pelatihanpun dilaksanakan. Padahal maunya 2 orang mandor dan komentator sekaligus destroyer ini yang perlu dilatih untuk masak.

Praktek pertama adalah bagaimana mengiris buah dan telur matang dengan baik dan benar untuk salad. Salad adalah makanan tradisional tempo dulu, dibuat dari campuran buah biasanya apel, pir, mangga, dll dicampur selai. Kali ini kami memakai 2 macam buah yaitu apel dan pir, buah ini dibeli di Kveberg, pasar tumpah akhir pekan tempatku mendapatkan jaket winter dengan harga murah dan pengalaman lucu, harganya cuma 10 Kr = Rp. 15.000.

Buahpun kuiris dengan hati senang, walau dalam hati sempat berfikir, kenapa ndak pake apel yang ada di tepi jalan ya atau di dalam gedung Student Union ya ? Tinggal pura-pura duduk, liat kanan kiri, kalau tidak ada orang tinggal ambil aja. Toh halal karena diluar pagar…

Mengiris salad kali ini kulakukan dengan tenaga maksimal dan semangat 45, sampai-sampai guru masakku kaget kok cepat banget. Kecepatan adalah fungsi niat dan energi, energi yang dipakai adalah energi kuli bukan koki. Setelah mengiris buah, disuruh lagi untuk mengiris terong untuk sambal, “Ndi, terongnya jangan terlalu tipis biar tidak rusak” nasehat yang cukup untuk mengetahui ukuran terong yang akan diiris. Sekejap terongpun selesai diiris, seperti kuli, langsung bertanya “Ada lagi yang bisa dibantu lagi Bu?”. kerja selanjutnya disuruh mengiris telur matang, sempat bingung telur matang untuk apa? Eh,ternyata telurnya dipakai campuran salad, putihnya diiris dan kuningnya dipake untuk selainya dengan campuran mentega.

Waktu berjalan dengan cepatnya, salad selesai, sambal terongpun baunya membuat semakin lapar. Celetukan keluar dari mulut guru masakku, “Wah cepat sekali ngirisnya,sepertinya pake tenaga kuli bukan tenaga koki” membuat spontan para murid pelatihan pada tertawa. Ditambah humor-humor segar dari keempat peserta pelatihan membuat suasana sore itu riang gembira, tak ada sekat antara guru dan murid.

Suasana santai penuh dengan humor jarang ditemui jika di Indonesia, sebab guru masak kami adalah dosen kami sendiri. Inisialnya W, dosen yang berkantor di lab.bahan makanan sekaligus menjadi penanggung jawab hubungan kerjasama di jurusan kami, sangat pas sebagai guru memasak yang mengajarkan bagaimana mengolah bahan makanan.

Sekat dosen dan murid tidak kami rasakan kali ini, sekat yang ditanah air kadang membuat pemisah hubungan antar manusia. Entah dengan alasan menaruh hormat atau kedudukan yang berbeda sering membuat hubungan hanya sebatas didalam kelas. Berada di negeri orang membuat kedekatan kami begitu nyata, saling membantu dan memberi masukan adalah hal biasa tanpa pamrih sedikitpun. Hingga ada yang curhat tentang jodohpun diladeni.

Akhirnya selesai juga 4 resep kami. Salad buah, nasi goreng, gorengan tuna, dan sambal terong pun selesai dengan cepatnya. 4 dari 5 resep yang dipersiapkan oleh guru masak kamipun selesai dalam waktu yang cepat. Waktu berbuka pun tiba, jam menunjukkan pukul 18.15, serentak kami membatalkan puasa dengan kurma dan jus buah yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Diskusi-diskusi ringan mewarnai santap berbuka kali ini, mulai dari masalah kampus, proyek, pengalaman hidup, hingga membahas perbaikan negara.

Berbuka dengan makanan ringan sudah kami lewatkan, menu berbuka yang ideal, ada buah, jus, kurma dan cemilan, menu elit untuk anak kos Indonesia. Setelah puas dengan makanan ringan, saatnya shalat dulu sebelum makanan besar kami santap. Shalat maghrib dan shalat sunnah ba’diyah telah selesai. Saatnya mencoba makanan hasil pelatihan kali ini.

Ternyata, makanan hasil pembelajaran kali ini tidak kalah dengan makanan rumah di Indonesia. Gorengan tuna habis, nasi gorengpun habis karena 2 orang destroyer dengan inisial AM dan RBC nambah 2 kali, sambal terong masih sisa dikit, dan salad masih sisa karena kekenyangan dan menjadi menu penutup, bukan ding, karena mengikuti sunnah Nabi berhenti makan sebelum kenyang.

Selesailah rangkaian acara pelatihan masak yang ditutup dengan makan makanan hasil pelatihan kali ini. Hati gembira, perut terisi, dan uang saku hemat, dasar mahasiswa!. Kami dilepas dengan senyuman oleh guru masak kami. Senyuman yang memberi kehangatan disaat suhu Gotheborg cuma 13 C.

Datang diundang, pulang diantar sampai didepan. Kalau ada sumur diladang boleh kita menumpang mandi, kalo ada umur yang panjang, kapan pelatihan masak lagi?

Kopenhagen; Wisata 6 jam Jalan Kaki (part 1)


28 September 2008

Mumpung ke Eropa, tak ada salahnya jalan-jalan lintas negara. Dengan bekal paspor Schengen untuk negara yang tergabung dalam Euro semakin memudahkan perjalanan ke negara-negara Eropa. So,… nikmati hidup…ajiiiibb…ceileeee

Perjalanan kali ini ke sebuah kota di negara di Scandinavia/Eropa Utara, Kopenhagen/Kopenhavn, kota terbesar sekaligus ibukota Denmark. Negara yang berbentuk monarki konstitusional dipimpin Ratu Margrethe II sedangkan pemerintahannya dipimpin oleh perdana menteri. Motto ratunya :

Guds hjælp, Folkets kærlighed, Danmarks styrke (bahasa Denmark: Bantuan Tuhan, kecintaan Rakyat, kekuatan Denmark). Dari geografinya Denmark dibatasi darat oleh Jerman, dibatasi laut di sebelah timur oleh Swedia, dan utara oleh Norwegia. Kalo di Indonesia, Denmar terkenal 2 tahun terkahir ini karena kasus kartun Nabi Muhammad SAW oleh harian Jyland-Posten, sempat produk-produk Denmark di boikot, PM-nya pun akhirnya minta maaf ke negara-negara Islam.

Nah, kota yang akan kami datangi kali ini bernama Kopenhagen, kalo dari Swedia sekitar 4 jam perjalanan menggunakan kereta listrik SJ, bayarnya 580 Kr sekitar 800an ribu rupiah. Ada cara lain yaitu pake bis dan kapal laut, bayarnya lebih murah tapi jam perjalanannya lebih lama. Karena ingin lebih menikmati suasana dan keindahan Denmark, mumpung beasiswa sudah turun tidak ada salahnya jalan-jalan bareng. Naik kereta listrik tuuut..tuuuut..tuuut siapa hendak turun, ke Malmo, atau Denmark…dst (lupa lagunya :p)

Cerita keberangkatan kami tergolong mendadak, dengan persiapan cuma sehari, niatnya menemani dosen kami yang Rabu besok pulang ke Indonesia, jum’at langsung beli tiket via internet, sabtunya langsung berangkat. Awalnya yang mau berangkat kesana sekaligus menemani dosen kami cuma 2 orang, setelah ditawari dan mumpung lagi kosong akhirnya yang berangkat jadi 5 orang. Dengan inisial RBC, MA, SPW, dan H menemani Bu W.

“Besok Sabtu, ketemu jam 7 di central station Gotheborg” terngiang-ngiang pesan tentang rencana keberangkatan kami. Dari Masjid Beuleve kami berangkat, masjid besar satu-satunya di Gotheborg, Swedia. Setelah semalam ber-i’tikaf memburu Lailatul Qadr bareng mahasiswa Indonesia lainnya. Subhanallah tarawih setiap malam rata-rata 3 juz dengan imam yang tentunya hafidz, kalo tidak kuat-kuat bisa tertidur saat imam membaca ayat AlQur’an saat shalat (pengalaman pribadi..). Shalat tarawih 8 rakaat diselaikan kira-kira 2,5 jam. Jama’ah i’tikaf cukup banyak, pesertanya berasal dari berbagai negara, disana disediakan sahur bersama. Sahur malam ini tidak pake nasi, roti arab plus telur, kentang, dan buah menemani sahur kami. Ada yang nyeletuk “Indonesia kalo ndak pake nasi belum makan”.

Dari masjid kami berangkat menuju Olopsoid (apartemennya RBC dan MA), setahu kami pagi-pagi agak susah untuk dapat tram sesuai dengan keinginan kami. Alhamdulillah, ada brother Darun, pengusaha restoran Thailand, bersedia menumpangi kami sampai di dekat Olopsoid. Brother Darun adalah sahabat kami, terkenal dermawan dikalangan muslim di Gotheborg, apalagi untuk anak-anak kos muslim. Kedermawanan berbuah rejeki yang lancar, Brother Darun memiliki 3 outlet restoran Thailand dan satu hal yang membuat kami bangga setiap restoran ada label halalnya, ia tak mau menerima daging kalo ia tidak yakin benar-benar halal, bahkan rela memotong sendiri agar daging yang diterima restorannya terjamin dan sesuai syariat Islam. Untuk anak kos, saudara kami ini menjadi penolong disaat yang susah sekaligus membantu mengurangi pengeluaran makan. Biasanya jika ada lauk yang berlebih di restorannya, anak-anak kos muslim adalah tempatnya berbagi. Untuk kami, brother Darun menjadi usaha penghematan dan contoh kedermawanan riil ditengah-tengah lingkungan kami. Dan tak lupa, untuk Ramadhan kali ini, setiap minggu brother Darun menjamu kamimahasiswa muslim Chalmers untuk berbuka puasa dengan menu khas Thailand. Semoga Allah memberi balasan yang terbaik saudara kami dan kami bisa mencontoh kebaikan-kebaikan beliau. Amin

Sampai di Olopsoid pukul 06.20, hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengecek jadwal keberangkatan tram ke Central station untuk memastikan kami sampai disana tepat waktu. Karena waktu yang mepet, persiapan pun dilakukan seadanya, bahkan satu dari 3 yang akan pergi cuma cuci muka untuk perjalanan kali ini (NB: bukan penulis lo..). Baju hangat, paspor, dan tak lupa kamera untuk mengobati penyakit narsis menjadi bawaan utama. Siap!… mari kita pergi…..

to be continued…