10 Oktober 2008

Kopenhagen; Wisata 6 jam Jalan Kaki (part 1)


28 September 2008

Mumpung ke Eropa, tak ada salahnya jalan-jalan lintas negara. Dengan bekal paspor Schengen untuk negara yang tergabung dalam Euro semakin memudahkan perjalanan ke negara-negara Eropa. So,… nikmati hidup…ajiiiibb…ceileeee

Perjalanan kali ini ke sebuah kota di negara di Scandinavia/Eropa Utara, Kopenhagen/Kopenhavn, kota terbesar sekaligus ibukota Denmark. Negara yang berbentuk monarki konstitusional dipimpin Ratu Margrethe II sedangkan pemerintahannya dipimpin oleh perdana menteri. Motto ratunya :

Guds hjælp, Folkets kærlighed, Danmarks styrke (bahasa Denmark: Bantuan Tuhan, kecintaan Rakyat, kekuatan Denmark). Dari geografinya Denmark dibatasi darat oleh Jerman, dibatasi laut di sebelah timur oleh Swedia, dan utara oleh Norwegia. Kalo di Indonesia, Denmar terkenal 2 tahun terkahir ini karena kasus kartun Nabi Muhammad SAW oleh harian Jyland-Posten, sempat produk-produk Denmark di boikot, PM-nya pun akhirnya minta maaf ke negara-negara Islam.

Nah, kota yang akan kami datangi kali ini bernama Kopenhagen, kalo dari Swedia sekitar 4 jam perjalanan menggunakan kereta listrik SJ, bayarnya 580 Kr sekitar 800an ribu rupiah. Ada cara lain yaitu pake bis dan kapal laut, bayarnya lebih murah tapi jam perjalanannya lebih lama. Karena ingin lebih menikmati suasana dan keindahan Denmark, mumpung beasiswa sudah turun tidak ada salahnya jalan-jalan bareng. Naik kereta listrik tuuut..tuuuut..tuuut siapa hendak turun, ke Malmo, atau Denmark…dst (lupa lagunya :p)

Cerita keberangkatan kami tergolong mendadak, dengan persiapan cuma sehari, niatnya menemani dosen kami yang Rabu besok pulang ke Indonesia, jum’at langsung beli tiket via internet, sabtunya langsung berangkat. Awalnya yang mau berangkat kesana sekaligus menemani dosen kami cuma 2 orang, setelah ditawari dan mumpung lagi kosong akhirnya yang berangkat jadi 5 orang. Dengan inisial RBC, MA, SPW, dan H menemani Bu W.

“Besok Sabtu, ketemu jam 7 di central station Gotheborg” terngiang-ngiang pesan tentang rencana keberangkatan kami. Dari Masjid Beuleve kami berangkat, masjid besar satu-satunya di Gotheborg, Swedia. Setelah semalam ber-i’tikaf memburu Lailatul Qadr bareng mahasiswa Indonesia lainnya. Subhanallah tarawih setiap malam rata-rata 3 juz dengan imam yang tentunya hafidz, kalo tidak kuat-kuat bisa tertidur saat imam membaca ayat AlQur’an saat shalat (pengalaman pribadi..). Shalat tarawih 8 rakaat diselaikan kira-kira 2,5 jam. Jama’ah i’tikaf cukup banyak, pesertanya berasal dari berbagai negara, disana disediakan sahur bersama. Sahur malam ini tidak pake nasi, roti arab plus telur, kentang, dan buah menemani sahur kami. Ada yang nyeletuk “Indonesia kalo ndak pake nasi belum makan”.

Dari masjid kami berangkat menuju Olopsoid (apartemennya RBC dan MA), setahu kami pagi-pagi agak susah untuk dapat tram sesuai dengan keinginan kami. Alhamdulillah, ada brother Darun, pengusaha restoran Thailand, bersedia menumpangi kami sampai di dekat Olopsoid. Brother Darun adalah sahabat kami, terkenal dermawan dikalangan muslim di Gotheborg, apalagi untuk anak-anak kos muslim. Kedermawanan berbuah rejeki yang lancar, Brother Darun memiliki 3 outlet restoran Thailand dan satu hal yang membuat kami bangga setiap restoran ada label halalnya, ia tak mau menerima daging kalo ia tidak yakin benar-benar halal, bahkan rela memotong sendiri agar daging yang diterima restorannya terjamin dan sesuai syariat Islam. Untuk anak kos, saudara kami ini menjadi penolong disaat yang susah sekaligus membantu mengurangi pengeluaran makan. Biasanya jika ada lauk yang berlebih di restorannya, anak-anak kos muslim adalah tempatnya berbagi. Untuk kami, brother Darun menjadi usaha penghematan dan contoh kedermawanan riil ditengah-tengah lingkungan kami. Dan tak lupa, untuk Ramadhan kali ini, setiap minggu brother Darun menjamu kamimahasiswa muslim Chalmers untuk berbuka puasa dengan menu khas Thailand. Semoga Allah memberi balasan yang terbaik saudara kami dan kami bisa mencontoh kebaikan-kebaikan beliau. Amin

Sampai di Olopsoid pukul 06.20, hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengecek jadwal keberangkatan tram ke Central station untuk memastikan kami sampai disana tepat waktu. Karena waktu yang mepet, persiapan pun dilakukan seadanya, bahkan satu dari 3 yang akan pergi cuma cuci muka untuk perjalanan kali ini (NB: bukan penulis lo..). Baju hangat, paspor, dan tak lupa kamera untuk mengobati penyakit narsis menjadi bawaan utama. Siap!… mari kita pergi…..

to be continued…

Tidak ada komentar: