10 Oktober 2008

Karakter Pemenang


Dunia adalah panggung sandiwara, manusia sebagai pemainnya kata seorang pujangga. Bagi kita umat Islam, dunia tempat berlomba untuk memenangkan janji Allah di kehidupan yang kekal kelak alam akhirat. Manusia memiliki banyak kekhasan masing-masing, dalam melihat suatu masalah ada tipe optimistis ada tipe peseimistis, ada pemenang ada pula pengecut, ada yang emosional dan ada pula yang dingin terhadap suatu masalah. Keribadian ini menjadi karakter bawaan dan individual.
Layaknya perlombaan, selalu ada yang menang dan kalah. Dalam hidup pun karakter pemenang dan pecundang terlihat pada seseorang. Karakter yang menjadi sikap individu yang merupakan kombinasi dari pemikiran, perkataan, dan perbuatan yang mempertegas siapa dirinya sebenarnya. Individu pemananf dan pecundang dapat dilihat dari cara menyikapi masalah.
Ketika pemenang melakukan kesalahan dia berkata “saya salah!”
Ketika pecundang melakukan kesalahan dia berkata, ”ini bukan salah saya!” dan berusaha mencari alasan.
Pemenang berkata, ”saya sudah baik, tapi saya bisa lebih baik lagi!”
Pecundang berkata, ”saya tidak sejelek orang lain!”
Pemenang selalu mencoba belajar dari setiap orang yang lebih baik dari dirinya
Pecundang selalu mencoba menjatuhkan orang lain dengan berbagai cara.
Pemenang berkata, ”pasti ada cara yang lebih baik mengerjakannya!”
Pecundang berkata, ”begitulah biasanya yang dikerjakan disini!”
Pemenang berkata, ”ini sulit tapi mungkin!”
Pecundang berkata, ”ini mungkin tapi sulit untuk dikerjakan!”
Pemenang selalu mempunyai rencana-rencana.
Pecundang selalu mencari alasan-alasan.
Pemenang mempunyai komitmen-komitmen.
Pecundang hanya berjanji-janji saja.
Pemenang selalu menjadi bagian dari jawaban
Pecundang selalu menjadi bagian dari masalah.
Pemenang tuntas memecahkan masalah
Pecundang selalu tanggung-tanggung dan tidak pernah memecahkan masalah.

Secara psikologi, karakter seseorang memiliki pengaruh tidak hanya untuk dirinya tetapi juga mempengaruhi lingkungan dimana orang itu berada. Karakter sebuah bangsa merefleksikan karakter masyarakat di dalamnya, dan semakin kecil lagi individu di dalamnya. Jika karakter individu-individu dalam sebuah bangsa baik, maka bangsa tersebut akan muncul sebagai bangsa yang besar dan memilki pengaruh positif bagi bangsa lain di dunia. Demikian juga sebaliknya.
Karakter bukan suatu pemberian, tapi adalah hasil kerja keras yang panjang. Proses menjadi pemenang tak akan diraih oleh individu pemalas, berpangku tangan, dan mudah putus asa. Pemenang akan senantiasa memperbaiki diri tiap waktu, tiap kesempatan. Selalu melihat masalah yang sulit sebagai tantangan bukan hambatan. Membangun karakter pemenang dari dalam diri masing-masing menjadi syarat mutlak jika ingin melihat Indonesia yanglebih baik. Aplikasi nilai-nilai positif seperti kedisiplinan, kejujuran, berani mengakui kesalahan, dan bertanggung jawab harus menjadi budaya yang mengakar dalam diri. Semua butuh latihan, karakter pemenang akan selalu berfikir perubahan menjadi lebih baik. Semoga!

Terinspirasi dari situs beasiswa www.ppsdms.org

Tidak ada komentar: